BALE WATANGAN BATU ALI - lislemsi

Post Top Ad

Responsive Ads Here

BALE WATANGAN BATU ALI

Share This
Fenomena batu ali alias batu akik alias batu cincin kini merajalela mengalahkan segala isyu, padahal batu ali atau batu cincin sudah sejak jaman dahulu ada. Batu cincin ada yang bertuah ada yang hanya sekedar batu. Pada masa Raden Cakrabuana atau Walangsungsang putra Parabu Siliwangi dari Subang Rarang, memiliki jimat sebuah Cincin yang konon mampu memasukan manusia untuk berdiam didalamnya, bahkan samudera juga bisa ditarik kedalam batu cincin tersebut. Kini batu cincin/batu ali begitu kuat dan marak di seluruh bumi Nusantara, dari anak muda hingga orang tua. Pembicaraan mengenai batu cincin mengalahkan tugas-tugas yang sedang dilaksanakan, misalkan: Pegawai Republik Indonesia ini datang ke kantor, sampai dikantor teman sekantornya memiliki batu baru, maka pembicaraan langsung mengarah kesitu, hingga mereka lupa pekerjaan. Kemudian karyawan sewasta juga demikian, tukang parkir tak kalah seru membicarakan batu cincin. Ada juga para seniman, mereka makin asik berkesenian sambil melirik atau mengelus-elus batu cincin, apalagi para dukun, hahahaha.
Agus Susana, A.Sg, asal Garut, adalah pencinta batu ali, dirinya sejak tahun 80an sudah suka terhadap batu ali, jadi dia tidak perlu ikut sibuk seperti orang-orang  ramai suka batu ali, yang heran kenapa baru sekarang, sementara dari dulu dirinya biasa memberi batu kepada teman-temannya atau pelanggan tokonya. Apakah  Agus suka menjual batu-batu itu, Asgar mengatakan bahwa dirinya kadang menjual batu tersebut, tapi kadang juga hanya memberikan begitu saja untuk persahabatan.
"sayamah koleksi batu banyak, dari yang sudah jadi sampai batu yang baru dapat dari kali, maksudnya batu pondasi, hahahah, maksud saya, batu yang belum dibentuk juga punya, jadi memang sayamah kolektor batu" ucapnya sambil berkelakar
Dikalangan artis Indonesia, sudah sejak awal karirnya barangkali, batu cincin melekat di jarinya, siapa dia, ya Tesi alias Kabul, dia menggeluti dunia cincin sudah lama. Mungkin sudah tidak aneh bagi dia membicarakan batu cincin. Nah kini kita merenungi, akan ada apa di bumi Nusantara ini, kenapa manusia tiba-tiba gemar batu cincin/batu ali. Ada yang mengatakan bahwa, jika manusia sudah terlalu senang dengan sesuatu, biasanya ada dampak, baik positiv maupun negativ. Khusus batu cincin atau batu ali, Mbah Bejo (ngarang), mengatakan bahwa Batu Ali di Watangan, artinya banyak petinggi yang munggah bale watangan, maksudnya banyak petinggi yang masuk bui. Heheheh inimah cuma pembicaraan orang di kampung, di rakyat jelata, hanya karena melihat keadaan yang ada, mendengar cerita bahwa sekarang bukan hanya maling ayam atau maling kendaraan yang masuk bui, pejabat juga bisa masuk bui. Nah mungkin itu bale watangan. maaf ini hanya lelucon dan celotehan urang kampung.
Adalagi menurut Mbah Asgar tadi, fenomena seperti ini sudah ada, seperti jaman Orde Baru, pernah musim bonsai, yang terbuat dari akar pohon dibalik, jadi akar di atas sementara batangnya di bawah, maka jadilah  para pejabat pada terbalik, yang sedang duduk di kursi-kursi empuk, pada juntai jadi pesakitan, hiiii serem, maka timbbull revormasi....
Pada masa pemerintahan SBY, orang ramai-ramai suka burung, maka ulat pun menerjang rumah-rumah penduduk, masyarakat sibuk diserang ulat, belalang dan jangkrik, itu akibat burung dikandangi. Populasi burung rusak. Maka jaman itu  para pejabat pandai berkicau seperti burung, karena kicauannya itu, pejabat ketahuan korupsinya, pejabat tetangkap KPK.heheheh... iiihhhhh ceyeem... Kini demam batu ali, harapan Mbah Asgar, jangan sampai para pejabat memiliki sifat Gurat Batu, kemauannya sulit dikontrol dan keras seperti batu, padahal batu jika dipecahkan, ya belah berantakan, iiihhh amit-amiit jangan sampe ya, rakyat yang menderita, ini sudah ada tanda-tanda awal, KPK beda pendapat dengan Kepolisian, dan beberapa beda pendapat lainnya, yang masing-masing gurat batu. DPR tandingan, Gubernur tandingan... ya itulah fakta yang tampak. Masyarakat awam, rakyat kecil di kampung, dan orang-orang yang hanya memiliki kehidupan biasa-biasa saja melihat, mendengar dan merasakan keanehannya. **wsn




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages